Borderline Personality Disorder (BPD), atau Gangguan Kepribadian Ambang,
adalah salah satu gangguan kepribadian yang paling sering disalahpahami dan
sulit dikenali. Gangguan ini ditandai oleh ketidakstabilan emosi, perilaku
impulsif, dan hubungan interpersonal yang tidak stabil. BPD dapat mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk cara mereka berinteraksi dengan
orang lain, cara mereka memandang diri sendiri, dan bagaimana mereka mengelola
emosi mereka. Artikel ini akan membahas secara mendalam apa itu BPD,
gejala-gejalanya, penyebab, serta opsi pengobatan yang tersedia.
1. Memahami Borderline Personality Disorder (BPD)
Definisi BPD
Borderline Personality Disorder adalah gangguan kepribadian yang ditandai
oleh pola berpikir, merasakan, dan berperilaku yang sangat tidak stabil. Orang
dengan BPD sering mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem dan merasa
sulit untuk mempertahankan hubungan yang stabil. Mereka mungkin juga memiliki
perasaan kosong yang kronis dan ketakutan yang intens akan ditinggalkan, yang
dapat memicu perilaku impulsif.
Epidemiologi dan Prevalensi
BPD diperkirakan mempengaruhi sekitar 1-2% dari populasi umum, dengan
prevalensi yang lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria. Meskipun penyebab
pastinya tidak diketahui, BPD sering kali muncul pada masa remaja akhir atau
dewasa awal dan dapat berlanjut sepanjang hidup jika tidak diobati.
2. Gejala Borderline Personality Disorder
Ketidakstabilan Emosional
Salah satu ciri utama BPD adalah ketidakstabilan emosional. Individu dengan
BPD mungkin mengalami perubahan suasana hati yang cepat dan intens, sering kali
tanpa penyebab yang jelas. Mereka dapat bergeser dari perasaan euforia ke
depresi dalam waktu singkat, dan emosi mereka sering kali terasa tidak
terkendali.
Perilaku Impulsif
Orang dengan BPD sering terlibat dalam perilaku impulsif yang dapat
membahayakan diri mereka sendiri atau orang lain. Ini termasuk perilaku seperti
penyalahgunaan zat, hubungan seks yang tidak aman, belanja berlebihan, makan
berlebihan, atau mengemudi sembrono. Perilaku ini sering kali merupakan upaya
untuk mengatasi atau mengalihkan perhatian dari emosi yang tidak stabil.
Ketakutan Akan Ditelantarkan
Ketakutan yang intens akan ditinggalkan adalah gejala umum lainnya dari BPD.
Individu dengan BPD mungkin sangat sensitif terhadap tanda-tanda bahwa mereka
akan ditinggalkan atau diabaikan, bahkan jika ini tidak benar-benar terjadi.
Ketakutan ini dapat memicu reaksi yang kuat dan perilaku yang tidak stabil,
seperti merajuk atau mengancam diri sendiri.
Hubungan Interpersonal yang Tidak Stabil
Orang dengan BPD sering memiliki hubungan yang tidak stabil dan intens
dengan orang lain. Mereka mungkin bergeser antara mengidealkan seseorang dan
kemudian merasa marah atau kecewa dengan orang tersebut. Pola ini, yang dikenal
sebagai splitting, dapat membuat hubungan menjadi sangat tegang dan tidak
stabil.
Krisis Identitas dan Perasaan Kosong
Individu dengan BPD sering mengalami krisis identitas dan perasaan kosong
yang kronis. Mereka mungkin merasa tidak yakin tentang siapa mereka atau apa
yang mereka inginkan dalam hidup. Perasaan kosong ini sering kali berkontribusi
pada perilaku impulsif dan upaya untuk menemukan makna atau tujuan.
Perilaku Melukai Diri dan Ide Bunuh Diri
Perilaku melukai diri, seperti memotong atau membakar diri, dan ide bunuh
diri sering terjadi pada individu dengan BPD. Perilaku ini sering kali
merupakan cara untuk mengatasi atau mengontrol emosi yang intens, meskipun bisa
sangat berbahaya.
3. Penyebab dan Faktor Risiko BPD
Faktor Genetik
Ada bukti bahwa BPD memiliki komponen genetik, meskipun tidak ada gen
spesifik yang diketahui menyebabkan gangguan ini. Riwayat keluarga dengan
gangguan kepribadian atau gangguan mental lainnya dapat meningkatkan risiko
seseorang untuk mengembangkan BPD.
Pengaruh Lingkungan
Pengalaman traumatis pada masa kanak-kanak, seperti penyalahgunaan fisik,
emosional, atau seksual, atau pengabaian, dapat berkontribusi pada perkembangan
BPD. Lingkungan yang tidak stabil atau hubungan yang penuh konflik selama masa
kanak-kanak juga dapat menjadi faktor risiko.
Disfungsi Neurologis
Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan BPD mungkin memiliki perbedaan
dalam struktur dan fungsi otak, terutama di daerah yang mengatur emosi dan
kontrol impuls. Meskipun ini tidak sepenuhnya dipahami, disfungsi neurologis
ini mungkin berkontribusi pada gejala-gejala BPD.
4. Diagnosis dan Pengobatan BPD
Proses Diagnosis
Diagnosis BPD dilakukan oleh profesional kesehatan mental berdasarkan
kriteria yang ditetapkan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders (DSM-5). Ini termasuk penilaian terhadap gejala-gejala utama BPD
dan riwayat medis individu. Penting untuk membedakan BPD dari gangguan
kepribadian lainnya dan kondisi kesehatan mental, seperti depresi atau gangguan
kecemasan, yang mungkin memiliki gejala yang tumpang tindih.
Pengobatan Psikoterapi
Psikoterapi adalah pengobatan utama untuk BPD. Beberapa pendekatan yang
efektif termasuk:
- Dialectical Behavior Therapy (DBT): Terapi ini dirancang khusus
untuk individu dengan BPD dan berfokus pada keterampilan mengelola emosi,
meningkatkan hubungan interpersonal, dan mengurangi perilaku melukai diri
sendiri.
- Cognitive Behavioral Therapy (CBT): Terapi ini membantu individu
mengenali dan mengubah pola pikir negatif dan perilaku destruktif.
- Mentalization-Based Therapy (MBT): Terapi ini membantu individu
dengan BPD memahami dan menginterpretasikan pikiran dan perasaan mereka sendiri
serta orang lain.
Pengobatan Farmakologis
Meskipun tidak ada obat yang disetujui khusus untuk BPD, beberapa obat dapat
digunakan untuk mengobati gejala tertentu, seperti depresi, kecemasan, atau
gejala impulsif. Antidepresan, antipsikotik, dan penstabil mood adalah beberapa
obat yang mungkin diresepkan.
Dukungan dan Pendidikan
Dukungan dari keluarga dan teman sangat penting bagi individu dengan BPD.
Pendidikan tentang gangguan ini dapat membantu mengurangi stigma dan
meningkatkan pemahaman tentang tantangan yang dihadapi oleh mereka yang hidup
dengan BPD. Kelompok dukungan, baik online maupun offline, juga dapat menjadi
sumber dukungan yang berharga.
5. Mengelola Hidup dengan BPD
Strategi untuk Mengatasi Gejala
Individu dengan BPD dapat belajar keterampilan mengatasi yang sehat untuk
mengelola gejala mereka. Ini termasuk teknik relaksasi, strategi komunikasi
yang sehat, dan cara mengidentifikasi serta menghindari pemicu emosi yang
negatif.
Membangun Hubungan yang Sehat
Membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat bisa menjadi tantangan bagi
individu dengan BPD. Namun, dengan komunikasi yang jelas, batasan yang sehat,
dan dukungan dari terapis, banyak individu dapat membangun hubungan yang lebih
stabil dan memuaskan.
Mencari Bantuan Profesional
Mencari bantuan dari profesional kesehatan mental yang berpengalaman dalam
menangani BPD sangat penting untuk perawatan yang efektif. Terapi yang
konsisten dan dukungan dari profesional dapat membantu individu dengan BPD
mengelola gejala mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Borderline Personality Disorder adalah gangguan kepribadian yang kompleks
dan sering kali disalahpahami. Namun, dengan diagnosis yang tepat, pengobatan
yang efektif, dan dukungan yang memadai, individu dengan BPD dapat menjalani
kehidupan yang memuaskan dan produktif. Memahami BPD adalah langkah pertama
menuju penanganan yang lebih baik dan mengurangi stigma yang sering dikaitkan
dengan gangguan ini. Dengan kesadaran yang meningkat, kita dapat menciptakan
lingkungan yang lebih mendukung dan inklusif bagi mereka yang hidup dengan BPD.
0 Komentar