Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Apa Itu Borderline Personality Disorder (BPD)?

Borderline Personality Disorder (BPD), atau Gangguan Kepribadian Ambang, adalah salah satu gangguan kepribadian yang paling sering disalahpahami dan sulit dikenali. Gangguan ini ditandai oleh ketidakstabilan emosi, perilaku impulsif, dan hubungan interpersonal yang tidak stabil. BPD dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk cara mereka berinteraksi dengan orang lain, cara mereka memandang diri sendiri, dan bagaimana mereka mengelola emosi mereka. Artikel ini akan membahas secara mendalam apa itu BPD, gejala-gejalanya, penyebab, serta opsi pengobatan yang tersedia.

    Photo by Allan Mas: (pexels.com)

1. Memahami Borderline Personality Disorder (BPD)

Definisi BPD

Borderline Personality Disorder adalah gangguan kepribadian yang ditandai oleh pola berpikir, merasakan, dan berperilaku yang sangat tidak stabil. Orang dengan BPD sering mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem dan merasa sulit untuk mempertahankan hubungan yang stabil. Mereka mungkin juga memiliki perasaan kosong yang kronis dan ketakutan yang intens akan ditinggalkan, yang dapat memicu perilaku impulsif.

Epidemiologi dan Prevalensi

BPD diperkirakan mempengaruhi sekitar 1-2% dari populasi umum, dengan prevalensi yang lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria. Meskipun penyebab pastinya tidak diketahui, BPD sering kali muncul pada masa remaja akhir atau dewasa awal dan dapat berlanjut sepanjang hidup jika tidak diobati.

2. Gejala Borderline Personality Disorder

Ketidakstabilan Emosional

Salah satu ciri utama BPD adalah ketidakstabilan emosional. Individu dengan BPD mungkin mengalami perubahan suasana hati yang cepat dan intens, sering kali tanpa penyebab yang jelas. Mereka dapat bergeser dari perasaan euforia ke depresi dalam waktu singkat, dan emosi mereka sering kali terasa tidak terkendali.

Perilaku Impulsif

Orang dengan BPD sering terlibat dalam perilaku impulsif yang dapat membahayakan diri mereka sendiri atau orang lain. Ini termasuk perilaku seperti penyalahgunaan zat, hubungan seks yang tidak aman, belanja berlebihan, makan berlebihan, atau mengemudi sembrono. Perilaku ini sering kali merupakan upaya untuk mengatasi atau mengalihkan perhatian dari emosi yang tidak stabil.

Ketakutan Akan Ditelantarkan

Ketakutan yang intens akan ditinggalkan adalah gejala umum lainnya dari BPD. Individu dengan BPD mungkin sangat sensitif terhadap tanda-tanda bahwa mereka akan ditinggalkan atau diabaikan, bahkan jika ini tidak benar-benar terjadi. Ketakutan ini dapat memicu reaksi yang kuat dan perilaku yang tidak stabil, seperti merajuk atau mengancam diri sendiri.

Hubungan Interpersonal yang Tidak Stabil

Orang dengan BPD sering memiliki hubungan yang tidak stabil dan intens dengan orang lain. Mereka mungkin bergeser antara mengidealkan seseorang dan kemudian merasa marah atau kecewa dengan orang tersebut. Pola ini, yang dikenal sebagai splitting, dapat membuat hubungan menjadi sangat tegang dan tidak stabil.

Krisis Identitas dan Perasaan Kosong

Individu dengan BPD sering mengalami krisis identitas dan perasaan kosong yang kronis. Mereka mungkin merasa tidak yakin tentang siapa mereka atau apa yang mereka inginkan dalam hidup. Perasaan kosong ini sering kali berkontribusi pada perilaku impulsif dan upaya untuk menemukan makna atau tujuan.

Perilaku Melukai Diri dan Ide Bunuh Diri

Perilaku melukai diri, seperti memotong atau membakar diri, dan ide bunuh diri sering terjadi pada individu dengan BPD. Perilaku ini sering kali merupakan cara untuk mengatasi atau mengontrol emosi yang intens, meskipun bisa sangat berbahaya.

3. Penyebab dan Faktor Risiko BPD

Faktor Genetik

Ada bukti bahwa BPD memiliki komponen genetik, meskipun tidak ada gen spesifik yang diketahui menyebabkan gangguan ini. Riwayat keluarga dengan gangguan kepribadian atau gangguan mental lainnya dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan BPD.

Pengaruh Lingkungan

Pengalaman traumatis pada masa kanak-kanak, seperti penyalahgunaan fisik, emosional, atau seksual, atau pengabaian, dapat berkontribusi pada perkembangan BPD. Lingkungan yang tidak stabil atau hubungan yang penuh konflik selama masa kanak-kanak juga dapat menjadi faktor risiko.

Disfungsi Neurologis

Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan BPD mungkin memiliki perbedaan dalam struktur dan fungsi otak, terutama di daerah yang mengatur emosi dan kontrol impuls. Meskipun ini tidak sepenuhnya dipahami, disfungsi neurologis ini mungkin berkontribusi pada gejala-gejala BPD.

4. Diagnosis dan Pengobatan BPD

Proses Diagnosis

Diagnosis BPD dilakukan oleh profesional kesehatan mental berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Ini termasuk penilaian terhadap gejala-gejala utama BPD dan riwayat medis individu. Penting untuk membedakan BPD dari gangguan kepribadian lainnya dan kondisi kesehatan mental, seperti depresi atau gangguan kecemasan, yang mungkin memiliki gejala yang tumpang tindih.

Pengobatan Psikoterapi

Psikoterapi adalah pengobatan utama untuk BPD. Beberapa pendekatan yang efektif termasuk:

- Dialectical Behavior Therapy (DBT): Terapi ini dirancang khusus untuk individu dengan BPD dan berfokus pada keterampilan mengelola emosi, meningkatkan hubungan interpersonal, dan mengurangi perilaku melukai diri sendiri.

- Cognitive Behavioral Therapy (CBT): Terapi ini membantu individu mengenali dan mengubah pola pikir negatif dan perilaku destruktif.

- Mentalization-Based Therapy (MBT): Terapi ini membantu individu dengan BPD memahami dan menginterpretasikan pikiran dan perasaan mereka sendiri serta orang lain.

Pengobatan Farmakologis

Meskipun tidak ada obat yang disetujui khusus untuk BPD, beberapa obat dapat digunakan untuk mengobati gejala tertentu, seperti depresi, kecemasan, atau gejala impulsif. Antidepresan, antipsikotik, dan penstabil mood adalah beberapa obat yang mungkin diresepkan.

Dukungan dan Pendidikan

Dukungan dari keluarga dan teman sangat penting bagi individu dengan BPD. Pendidikan tentang gangguan ini dapat membantu mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman tentang tantangan yang dihadapi oleh mereka yang hidup dengan BPD. Kelompok dukungan, baik online maupun offline, juga dapat menjadi sumber dukungan yang berharga.

5. Mengelola Hidup dengan BPD

Strategi untuk Mengatasi Gejala

Individu dengan BPD dapat belajar keterampilan mengatasi yang sehat untuk mengelola gejala mereka. Ini termasuk teknik relaksasi, strategi komunikasi yang sehat, dan cara mengidentifikasi serta menghindari pemicu emosi yang negatif.

Membangun Hubungan yang Sehat

Membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat bisa menjadi tantangan bagi individu dengan BPD. Namun, dengan komunikasi yang jelas, batasan yang sehat, dan dukungan dari terapis, banyak individu dapat membangun hubungan yang lebih stabil dan memuaskan.

Mencari Bantuan Profesional

Mencari bantuan dari profesional kesehatan mental yang berpengalaman dalam menangani BPD sangat penting untuk perawatan yang efektif. Terapi yang konsisten dan dukungan dari profesional dapat membantu individu dengan BPD mengelola gejala mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka.


Borderline Personality Disorder adalah gangguan kepribadian yang kompleks dan sering kali disalahpahami. Namun, dengan diagnosis yang tepat, pengobatan yang efektif, dan dukungan yang memadai, individu dengan BPD dapat menjalani kehidupan yang memuaskan dan produktif. Memahami BPD adalah langkah pertama menuju penanganan yang lebih baik dan mengurangi stigma yang sering dikaitkan dengan gangguan ini. Dengan kesadaran yang meningkat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih mendukung dan inklusif bagi mereka yang hidup dengan BPD.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang Borderline Personality Disorder, serta memberikan panduan bagi mereka yang mungkin mengalaminya atau mengenal seseorang yang mengalaminya. Dengan pengetahuan dan dukungan yang tepat, BPD dapat dikelola dengan baik, memungkinkan individu untuk hidup dengan lebih sehat dan bahagia.

Posting Komentar

0 Komentar